Udah pada tahu dong, kalau cerpenku jadi cerita utama di majalah Story (narsis!)?
Sampai sekarang, sudah dua cerpenku yang pernah menjadi cerita utama. Yang pertama dimuat di tabloid khusus cerpen, Cerita Cinta, pada tahun 2002 atau 2003 (lupa, karena tabloid ini tidak berumur panjang dan aku punya pengalaman tidak enak dengan media ini dan adiknya yang lahir kemudian).
Ternyata, ada kejadian yang sama pada kedua cerpen yang menjadi cerita utama ini, bahkan juga dengan cerpen co-cerita utama yang pernah dimuat di majalah Anita. Persamaan itu adalah….judulnya diganti!
Cerpen pertamaku dimuat di majalah Anita, menjadi semacam co-cerita utama. Ada pengalaman mendebarkan ketika itu. Aku masih ingat jelas, waktu itu aku sedang membaca halaman ANITA NOMOR MENDATANG. Di sana tertulis:…yang juga menarik adalah cerpen yang ditulis T. Sandi S., judulnya Jalinan Terlarang. Hem, kamu mesti baca, deh!.....
Aku deg-degan, benarkah itu cerpenku? Tidakkah mereka salah menuliskan nama penulisnya? Berbagai pertanyaan muncul dalam hati, karena memang tidak pernah mengirimkan cerpen berjudul seperti itu ke majalah Anita. Sepuluh hari menunggu majalah itu terbit, rasanya seperti dua tahun. Dan akhirnya benar-benar lega, ketika mendapati cerpen itu memang punyaku, dengan judul yang diganti. Sekelam Malam, berubah menjadi Jalinan Terlarang.
Kembali pada masalah cerpen cerita utama tadi. Agak menggelikan dengan cerpenku yang berhasil menjadi cerita utama, untuk pertama kalinya. Pulang dari kampus, aku mampir di kios majalah di Aksara Plaza ( atau namanya Buana Plaza, ya?) Waktu membaca judul cerita utama di cover tabloidnya, aku tersenyum geli dan sedikit mencibir. Hari gini cerpen dikasih judul Cinta Bertepuk Sebelah Tangan?
Nggak banget, deh! Menurutku judul itu benar-benar telanjang. Sama sekali nggak menyimpan kejutan. Udah ketahuan cintanya nggak akan berbalas.
Tabloidnya dihekter, aku intip-intip ke dalam. Ya, ampun. Ternyata penulis Cinta Bertepuk Sebelah Tangan adalah T. Sandi Situmorang. Itu kan, akyuuu!! Tabloidnya aku beli dan baca di rumah. Ternyata oh ternyata. Bukan hanya judul yang diganti. Tapi ceritanya juga diobok-obok. Diedit sampai kebablasan, bahkan banyak dialog-dialog yang ditambahi. Entah mengapa, aku merasa itu bukan cerpenku. Surat Cinta berubah menjadi Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
Untuk cerpen yang menjadi cerita utama di majalah Story. Bisa dibilang aku tidak keberatan judulnya diganti. Terus terang, aku juga bingung mau buat judul apa. Benar-benar nggak nemu judul yang pas dan enak. Sepertinya, Story juga bingung menentukan judulnya. Buktinya, dalam komen seleb (yang dikomentari Fendy Chow) tertera judul Dia dan Dia. Yang aku sayangkan, Story lengah mengoreksi kesalahanku. Alhasil, kesalahan penulisan yang kuperbuat juga muncul pada cerita di majalah. Ternyata Dia....berubah menjadi Cinta Kaget.
Sampai sekarang, sudah dua cerpenku yang pernah menjadi cerita utama. Yang pertama dimuat di tabloid khusus cerpen, Cerita Cinta, pada tahun 2002 atau 2003 (lupa, karena tabloid ini tidak berumur panjang dan aku punya pengalaman tidak enak dengan media ini dan adiknya yang lahir kemudian).
Ternyata, ada kejadian yang sama pada kedua cerpen yang menjadi cerita utama ini, bahkan juga dengan cerpen co-cerita utama yang pernah dimuat di majalah Anita. Persamaan itu adalah….judulnya diganti!
Cerpen pertamaku dimuat di majalah Anita, menjadi semacam co-cerita utama. Ada pengalaman mendebarkan ketika itu. Aku masih ingat jelas, waktu itu aku sedang membaca halaman ANITA NOMOR MENDATANG. Di sana tertulis:…yang juga menarik adalah cerpen yang ditulis T. Sandi S., judulnya Jalinan Terlarang. Hem, kamu mesti baca, deh!.....
Aku deg-degan, benarkah itu cerpenku? Tidakkah mereka salah menuliskan nama penulisnya? Berbagai pertanyaan muncul dalam hati, karena memang tidak pernah mengirimkan cerpen berjudul seperti itu ke majalah Anita. Sepuluh hari menunggu majalah itu terbit, rasanya seperti dua tahun. Dan akhirnya benar-benar lega, ketika mendapati cerpen itu memang punyaku, dengan judul yang diganti. Sekelam Malam, berubah menjadi Jalinan Terlarang.
Kembali pada masalah cerpen cerita utama tadi. Agak menggelikan dengan cerpenku yang berhasil menjadi cerita utama, untuk pertama kalinya. Pulang dari kampus, aku mampir di kios majalah di Aksara Plaza ( atau namanya Buana Plaza, ya?) Waktu membaca judul cerita utama di cover tabloidnya, aku tersenyum geli dan sedikit mencibir. Hari gini cerpen dikasih judul Cinta Bertepuk Sebelah Tangan?
Nggak banget, deh! Menurutku judul itu benar-benar telanjang. Sama sekali nggak menyimpan kejutan. Udah ketahuan cintanya nggak akan berbalas.
Tabloidnya dihekter, aku intip-intip ke dalam. Ya, ampun. Ternyata penulis Cinta Bertepuk Sebelah Tangan adalah T. Sandi Situmorang. Itu kan, akyuuu!! Tabloidnya aku beli dan baca di rumah. Ternyata oh ternyata. Bukan hanya judul yang diganti. Tapi ceritanya juga diobok-obok. Diedit sampai kebablasan, bahkan banyak dialog-dialog yang ditambahi. Entah mengapa, aku merasa itu bukan cerpenku. Surat Cinta berubah menjadi Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
Untuk cerpen yang menjadi cerita utama di majalah Story. Bisa dibilang aku tidak keberatan judulnya diganti. Terus terang, aku juga bingung mau buat judul apa. Benar-benar nggak nemu judul yang pas dan enak. Sepertinya, Story juga bingung menentukan judulnya. Buktinya, dalam komen seleb (yang dikomentari Fendy Chow) tertera judul Dia dan Dia. Yang aku sayangkan, Story lengah mengoreksi kesalahanku. Alhasil, kesalahan penulisan yang kuperbuat juga muncul pada cerita di majalah. Ternyata Dia....berubah menjadi Cinta Kaget.
cerpennya keren banget, kata ku. hahaha
BalasHapus