Selasa, 13 Oktober 2009

Puisiku di Majalah Story

Nyaris jam empat sore, Senin, 12 Oktober 2009.

Lebih dari satu jam aku berada di tempat tidur, tapi mata ini belum lelap juga. Aku seperti berada di antara dua dunia (tidur dan terjaga) ketika ponsel di sisiku berbunyi, ada SMS masuk.

Dari nomor asing. Inilah isinya: Bapak Ibu Yth. Mhn disms norek bsrt nama lengkap untk proses transf hnr puisi maj. Story ed.3. Km tgg ya. Trims…..(menyebutkan nama dan majalah Story)

Mataku langsung kinclong, persis bintang di langit (lebay!). Ini surprised banget. Aku memang nggak beli majalah Story edisi 3. Karena aku sebel sewaktu membeli edisi 2-nya. Waktu itu aku sangat berharap ada tulisanku yang mejeng (entah cerpen, entah puisi) tapi ternyata nggak ada. Kecewa, kan?

Iseng-iseng, tapi mupeng, aku tanya berapa honor sebuah puisi. Dibalas. Besar nominalnya nggak usahlah aku sebutkan. Tapi cukup lumayan untukku. Aku juga jadi teringat ketika bertanya kepada seorang penulis top, berasa nggak honor cerpen di Story? Jawabnya, berasa banget. Coba deh, kamu kirim ke sana.
Asli aku ngences!

Kembali ke masalah puisi di Story. Sebenarnya aku nggak berniat mengirim puisi ke majalah ini. Aku cukup tahu diri, puisi-puisi rakitanku tidak mulus benar, hanya layak untuk koran lokal Medan saja (walau memang pernah dimuat di Suara Pembaruan - Jakarta).

Tapi aku punya beban, merasa harus mengirimkan puisi ke Story, karena pada suatu kesempatan aku bertanya kepada Mas Gusur Adikarya di facebook, apakah ada honor untuk puisi yang dimuat Story.

Sumpah, aku sempat merasa menyesal menanyakan itu kepada beliau. Takutnya beliau menjawab: kalau mengharapkan materi, jangan menulis. Jualan sayur, sana! Karena aku pernah mendengar jawaban ini ketika ribut menanyakan honor kepada redaktur sebuah koran di Medan.

Jawaban Mas Gusur diluar dugaanku. Inilah jawabnya (iklan dulu kali, ya!): hari gini gak ada honor? Kreativitas itu mahal harganya. Tapi besarannya relatif…

Lalu kami chat sebentar. Diakhir obrolan Mas Gusur bilang, ditunggu lho, kiriman puisinya (entah basa-basi entah serius, tapi aku merasa harus mengirim puisi ke Story).
Dan akhirnya….dimuatlah puisi itu!!!!!

8 komentar:

  1. wew.. selamat mas..
    mudah-mudahan nasib saya sepertimu. dapet SMS dari STORY yang bikin waow.... hehehehe

    salam kenal :)

    BalasHapus
  2. Mudah-mudahan ya, yekaputra. makanya, kirimkan terus.

    salam kenal juga.

    BalasHapus
  3. mas.....aku iseng iseng ketikin mengirim puisi ke majalah story di search engine nya om google...
    eh...ketemu blog ini...aku jadi semangat mas....soalnya aku masih mahasiswa...jadi butuh banyak biaya...ya lepas2 uang jajang lah...
    hehhe...

    BalasHapus
  4. weeiiis, sayang sekali. Sekarang puisi di story gak dikasih honor lagi, tapi dikasih bingkisan. tapi mungkin, puisi para penyair senior tetap dikasih honor. coba kamu kirim ke koran-koran aja. Honor puisi di koran nasional cukup lumayan, kok. semoga sukses ya....

    BalasHapus
  5. Mas, saya mau tanya kirim puisi ke story kalo hanya lewat email saja diterima gak, waktu itu mas via apa? terimakasih

    BalasHapus
  6. Via email, Okto. Cb lihat alamat emailnya di majalah Story. ada kok. saya lupa emailnya. :)

    BalasHapus
  7. nama facebook nya mas gusur adikarya apa yah? =D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya memakai nama itu, Erna. Gusur Adikarya

      Hapus