Selasa, 19 Mei 2015

Fenomena Surat Terbuka di Media Sosial, Opini Harian Analisa Medan

Tulisan ini aku kirim 3 Mei 2015 dan dimuat hari ini, 19 Mei 2015. Sebenarnya sudah tidak berharap untuk dimuat, karena selama ini tidak pernah antre sampai sekitar dua minggu. Honor di sini 150. 000 rupiah. Jika kamu berniat mengirimkan opini ke Harian Analisa Medan, kirimkan saja ke online@analisadaily. com. Tulis rubrik OPINI di lembaran kiri paling atas tulisan kamu, begitu juga dengan di subject email. Panjang tulisan sekitar 2-4 halaman, 1,5 spasi. Sertakan scan tanda pengenal dan data diri kamu di bawah naskah.

Fenomena Surat Terbuka di Media Sosial


Belakangan ini, menyampaikan surat terbuka melalui media sosial seperti facebook, twitter maupun blog sedang marak terjadi di Indonesia. Pelakunya sangat beragam, tidak memandang usia, pekerjaan dan pendidikan. Contohnya saja, Rieke Dyah Pitaloka, politisi dari PDIP ini beberapakali menyampaikan surat terbukanya. Anggota DPR RI ini menulis surat terbuka kepada presiden Republik Indonesia, Joko Widodo,  Susilo Bambang Yudhoyono dan Kapolri. Korban letusan Gunung Sinabung menyampaikan  surat terbuka kepada Ibu Ani Yudhoyono semasa suaminya masih menjabat sebagai presiden. Selain itu, ada juga surat terbuka seorang TKW Indonesia di Hongkong kepada ustad Solmed.

Surat terbuka terbaru dan paling hangat adalah surat terbuka mantan presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono kepada presiden Republik Indonesia saat ini, Joko Widodo. Bisa disebut surat terbuka ini menggeser posisi surat terbuka Anggun kepada presiden Joko Widodo yang berisi permohonan agar Joko Widodo selaku presiden meninjau kembali keputusan menghukum mati gembong narkoba asal Prancis, negara baru Anggun.  Surat terbuka yang dibuat mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono berisi bantahannya mengenai isi pidato Presiden Joko Widodo yang menyatakan Indonesia masih memiliki hutang kepada IMF. Masyarakat Indonesia merespon baik surat terbuka yang ditulis mantan presiden tersebut dan mengharapkan Presiden Joko Widodo mengklarifikasi isi surat terbuka SBY. Supaya kita tahu siapa yang benar, siapa yang berucap dusta.

Lahirnya keputusan mengirimkan surat terbuka merupakan wujud dari rasa kegelisahan seseorang terhadap sekitarnya atau kelompok lainnya. Surat terbuka banyak ditujukan kepada pejabat publik yang terindikasi menyalahi wewenang ataupun tidak adil dalam mengambil keputusan. Sering juga surat terbuka berisi permohonan supaya pejabat tidak melupakan tugasnya untuk memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.

Contoh sederhana adalah surat terbuka yang ditulis oleh Vita Sinaga-Hutagalung yang menjadi salah satu korban letusan Gunung Sinabung beberapa waktu lalu. Dengan santun ia mengkritisi Ibu Ani Bambang Yudhono yang sangat rajin memposting foto-fotonya di instagram. Dalam foto-foto tersebut tergambar betapa bahagianya kehidupan keluarga Ibu Ani Yudhoyono sementara ribuan pengungsi letusan Gunung Sinabung hidup kesusahan dan tidak jelas masa depannya.

Surat Terbuka, Cara Termudah Menyuarakan Isi Hati
Banyak cara untuk menyampaikan aspirasi. Salah satunya yang paling kerap dilakukan adalah demonstrasi.  Cara ini tentu saja kurang efektif dibandingkan dengan menulis surat terbuka. Menulis surat terbuka tidak memerlukan tumpukan massa, tidak perlu mengeluarkan tenaga dan suara. Cukup berhubungan dengan internet, apa yang ingin disampaikan sudah tersebar luas di ranah publik. Merebaknya fenomena surat terbuka pada masyarakat Indonesia adalah sebagai pertanda terjadinya proses komunikasi yang lebih baik, lebih santun, dan lebih efektif. Surat terbuka merupakan salah satu ciri masyarakat yang lebih demokratis.

Menulis surat terbuka akan mengajarkan masyarakat berpikir dan berkata lebih sopan, berdasarkan fakta dan tidak merugikan orang lain agar tidak bertentangan dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)

Siapkan Mental
Ketika memutuskan menulis surat terbuka hendaklah pembuatnya bersiap diri untuk mendapat respon negatif dari masyarakat. Ambil contoh surat terbuka yang disampaikan Anggun kepada Presiden Joko Widodo. Surat tersebut ditulis Anggun dengan sopan, tidak menyalahkan  ataupun menghujat orang lain. Tetap saja Anggun menangguk banyak respon negatif dari masyarakat Indonesia. Anggun sampai mendapat surat terbuka dari masyarakat yang keluarganya seorang pecandu narkoba.

Untuk itu, persiapkan mental sebelum memutuskan menyampaikan surat terbuka pada media sosial. Ada begitu banyak manusia yang akan membaca surat yang Anda tulis, bukan hanya oknum yang Anda maksudkan. Dari sekian banyak pembaca itu, tidak melulu sepemikiran dengan Anda. Jangan sampai Anda menjadi stres menghadapi manusia yang tidak sepaham dengan Anda karena bisa saja mereka justru akan menyerang Anda balik. Atau bahkan mem-bully Anda.

Semakin maraknya surat terbuka pada media sosial adalah bukti masih banyaknya ketidakberesan yang terjadi pada negeri ini. Surat terbuka masyarakat kepada pejabat negara adalah suara hati yang harus didengar. Mohon tidak diacuhkan, tidak dianggap angin lalu, apalagi sampai diserang balik.
***


1 komentar: