Sabtu, 12 Februari 2011

Percakapan

beberapa waktu lalu, seorang teman baru di facebook mengirim pesan kepadaku. Kira-kira seperti ini dialog diantara kami:

Teman: Selain nulis nggak kerja yang lain?

Aku : Nggak.

Teman : Memangnya cukup? Karyamu jarang aku lihat di fesbuk!

......

Ya, Allah! Plis, deh! Pikirku kemudian, apa hubungannya produktivitas menulis dengan pesbuk?

Aku memang sangat jarang memposting karyaku (selain buku) di pesbuk. Rasanya terlalu aneh jika kulakukan, karyaku, terlebih di media Medan, tidak terhitung jumlahnya. Dan itu semuanya tentu saja menghasilkan rupiah. Berapa jumlah uang yang kuperoleh dari honor, tidak perlu kusebut. Jumlahnya memang tidak banyak, tapi cukup untuk hidup sederhana. Dan ternyata, rata-rata honor yang kuterima perbulannya tidak kalah dengan gaji beberapa temanku. So, siapa bilang menulis tidak bisa dijadikan sebagai profesi?

Aku sendiri sudah merasakan, ketika di bulan ini menggunakan waktu yang panjang untuk menulis, di bulan berikutnya akan kuperoleh rupiah yang lebih besar. Hanya sayang sekali, aku selalu gagal ketika mencoba disiplin dengan waktu. Waktu yang sudah kurancang untuk menulis, seringkali gagal karena berbagai hal. Perhari, paling hanya tiga atau empat jam aku berada di depan layar (entah menulis, membaca atau mengedit)itu juga tidak rutin setiap hari.

Jika waktu menulis (dan membaca)ku setara dengan orang kantoran, tentu saja materi yang kudapat akan lebih besar lagi. Jadi teman, jangan pernah ragu memutuskan menjadi penulis. Tanamkan keyakinan dan disiplin dalam dirimu.

2 komentar:

  1. Betul Banget!! Siapa bilang profesi penulis nggak bisa diandalkan untuk hidup :)
    Aku juga pengen bisa berada di fase itu :(

    Semangat Bang Sandi

    Neng Nunung

    BalasHapus