Senin, 02 Agustus 2010

Omongan Tak Tentu Arah (Jangan DIbaca Jika Sedang Sibuk)

Lama tak menulis di blog. Sebenarnya bukan hanya di blog, tapi juga update status di facebook dan menulis juga. Entahlah, sepertinya aku memang angin-anginan. Padahal rencana di kepala amat banyak. Tapi memang ide yang muncul seringkali tidak sejalan dengan hati.

Sekarang ini, banyak yang menggantung pengerjaannya. Baik itu naskah novel, cerpen, bahkan puisi. Terhitung, ada tiga naskah novel remaja yang pengerjaannya sudah lebih 50 persen, dan sebuah novel anak sudah mencapai 80 persen. Niatnya, novel remaja akan dirampungkan di tahun ini juga. Tapi buat novel anak itu, sudah kuputuskan akan mengabaikannya saja. Karena setelah kubaca ulang beberapa kali, ide ceritanya amat pasaran. Mungkin kelak, naskah itu akan kumutilasi saja menjadi beberapa cerpen untuk koran Medan.

Cerpen remaja dan untuk koran Jakarta, juga ada beberapa yang menggantung. Akhir-akhir ini, banyak ide bersiliweran seperti kunang-kunang. Sayangnya rata-rata gagal dalam pengeksekusian. Demikian juga dengan cerpen anak.

Belakangan ini, semangatku untuk menembus majalah anak-anak sangat bergelora. Itu karena dikompori beberapa rekan yang sudah wara-wiri di majalah anak. Mungkin, aku butuh satu kabar amat sangat bahagia untuk mendongkrak imajinasiku untuk menyelesaikan semua naskah yang menggantung itu.

Beberapa saat lalu, aku dapat kabar jika cover novel remajaku sudah ditentukan. Kuputuskan untuk tidak meminta filenya. Biar jadi surprise nantinya. Sementara naskah kumcer anak yang diterima sebulan lebih awal baru dalam tahap editing.

Naskah novel yang kukirim empat bulan lalu ke sebuah penerbit, belum ada keputusan sampai hari ini. Sementara disaat pengiriman dulu, dikatakan akan diberi kabar tiga bulan kemudian. Memang sekitar sebulan lalu aku sempat bertanya tentang naskah tersebut. Katanya, belum ada keputusan final. Karena beberapa editor masih membawanya ke sidang redaksi (ini aku tidak paham artinya)

Seharusnya, seorang penulis yang ingin produktif haruslah melupakan karya yang sudah dikirimkan pada sebuah media dan melanjutkan menulis cerita yang lain. Tentu tak ada guna berbengong-bengong menanti kabar. Lebih baik menghasilkan karya-karya baru kemudian mengirimkannya pada media.

Lalu...stop! Makin ngawur......

2 komentar:

  1. Semangat or should I say chaaiiioooo, ampara!! ^_^

    BalasHapus
  2. YUp, harus tetap semangat, appara. trims udah mampir ke blog ini.

    BalasHapus