Kau pernah diremehkan orang lain?
Aku pernah, bahkan sering.
Seperti apa rasanya?
Tentu saja menyakitkan. Merasa tidak berguna, direndahkan, dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Tapi itu dulu. Dulu sekali.
Yup! Akibat terlalu sering diremehkan orang, atau mungkin karena pertambahan usia dan pengalaman, ucapan seseorang yang terkesan meremehkan bisa kuolah menjadi semacam motivasi dalam diri. Beberapa waktu lalu seseorang berkata kepadaku, “Cuma mimpi, kau bisa hidup dari menulis!”
Aku shock ketika itu.
Tapi tidak terlalu lama. Tidak akan kubiarkan kalimat itu menjadi racun dalam diri. Ia harus segera kuolah. Ketika aku malas menulis dan lebih memilih berselancar di dunia maya ataupun cuma kelayapan di jalan-jalan, kalimat itu berdengung di telingaku. Yup, kujadikan hal itu sebagai motivasi untuk terus menulis, menulis, dan menulis.
Dulu, ketika kuputuskan total menjadi penulis, targetku aku bisa hidup dari sana. ‘Hidup’ dalam pengertianku tentu saja berbeda dengan ‘hidup’ dalam pengertian anak pejabat, artis, pengusaha dan sebangsanya.
‘Hidup’ dalam benakku cukuplah aku punya uang ketika ingin makan, bisa beli baju, celana, bisa beli bensin, bisa jalan-jalan sesekali, bisa beli buku, bisa hang out sama teman, bisa beli pulsa, bisa beli hape baru kalo yang lama udah parah, dan punya sedikit simpanan.
Dan itu bisa kudapatkan dari menulis. Bahkan, sesekali masih bisa kasih pinjaman buat teman.
Mungkin hal ini tidak terjadi andai saja ucapan seseorang itu tidak kuubah menjadi sebuah motivasi dalam diri. Apa jadinya jika ucapan itu justru semakin membuatku terpuruk.
Tentu saja ia akan bersorak gembira.
Aku tidak mau itu.
Bagaimana denganmu?
Kata-kata bijak dari seorang teman, “Jadilah Penulis yang pintar memasuki celah, sekecil apapun celah itu”
Aku juga ingin menjadi seorang penulis,,,tapi masih harus banyak belajar...nice share,,salam kenal
BalasHapusSalam kenal kembali, Ruang Fana. Terimakasih udah mampir.
BalasHapus