*Dimuat di Rubrik Cerpen & Puisi, Harian Analisa Medan, 30 November 2016
Duka Kami
Telah
sampai duka itu pada kami
jauh
di tanah seberang
marah
itu terjadi lagi
kenapa
selalu kami korban kebodohan?
:sakit
itu meremas hati
diam-diam
kami tebar doa ke langit
Tuhan!
Tuhan!
ampunkan
dia
sembuhkan
dia
Korban
siapa
pun bisa rasakan sakitmu
tetap
sakit itu tidak terbagi olehmu
hanya
kau nikmati sendiri
Jadi Bintang
pada
pergimu
tak
melulu ada air mata
biarkan
saja
tetaplah
terbang
bila
kelak kau jadi bintang
bertaburan
puji padamu
Dua Musim
ada
hujan di matamu
sedang
kemarau bermain di kepalaku
kita
sangat berbeda
musim
selalu gagal damaikan kita
usah
kau sedih
kita
terlahir berbeda
semestinya
melengkapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar