Jumat, 11 November 2016

Hari Penghabisan*

Sewaktu memosting tentang kepergian Jati, saya berpikir tidak akan mengisi blog sampai sebulan kepergiannya. Tuhan merestuinya. Tulisan saya baru muncul di media pada 9 November 2016. Kebetulan yang sangat indah sekaligus membuat sedih, salah satu puisi ini berjudul Jati. :(



Hari Penghabisan
Penghabisan hari penuh hujan
kita tersesat di antara orang-orang
mereka mengeluh kedinginan
ada yang berteriak gembira
di ujung sekali, ada perempuan mengusap wajah anaknya
:anak itu berkata lirih, ia sangat lapar

hujan tak henti-henti
sedang langit semakin pekat
satu-satu menerobos hujan
ada yang merutuk
ada yang memekik
perempuan dan anaknya itu pergi sembari memeluk perut
kita tetap di sini
membaca-baca langit
meraba-raba angin
inikah hari penghabisan bagi kita
Binjai, 28 Oktober 2016
Kota Badut
Kota ini makin lucu, Sayang
tetaplah di situ
besarkan anak-anak kita bersama empasan Danau Toba
jangan biarkan anak-anak kita besar di sini
:telah lama kota ini hanya berisi patung dan badut

Jati
Langkah kecilmu telah hilang
tersisa baumu di sini
juga bertumpuk kenangan yang kusimpan 

hari-hari bergerak terasa lebih lambat
rindu ini terkadang gagal kupanggul
kehilangan memang selalu perih
:cinta akan  kekalkanmu dalam hati


Kepulangan Kedua
Tetap ada luka
walau ini bukan pertama
semestinya kita telah belajar
tetapi entahlah, cinta teramat sukar dipahami
atau barangkali karena kita sadari
pada kepulangan kedua ini
tak akan pernah ada lagi kepulangan selanjutnya
ini pulang yang paling abadi


*Dimuat di Rubrik Cerpen & Puisi, Harian Analisa Medan, 9 November 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar