Selasa, 30 Mei 2017

Ruang Sunyi*





Ruang Sunyi
ruang sunyi itu retak
pada malam yang pekat
orang-orang mendesis
sebagian memekik

ruang sunyi pecah akhirnya
bocah-bocah meraung
bukan kehilangan puting ibu
mereka kehilangan hati


Kepada Angin
Kepada angin yang terus berembus
ajarkan satu hal 
:tentang petualanganmu
agar kami tidak menjadi kodok dalam tempurung


Duka
kau datang lagi
saat hati masih memar
baiklah, jelajah saja ruang ini sesukamu
telah biasa kami menimang luka

Suatu Hari Bersamamu
Mungkin kau lupa
aku tidak
banyak kupetik darimu
tentang perjuangan
tentang luka

kau selalu berdiri sampai akhir
walau hari telah habis
semangatmu tidak


*Dimuat di Rubrik Cerpen & Puisi, Harian Analisa, 15 Maret 2017


Tidak ada komentar:

Posting Komentar