Ruang Sunyi
ruang
sunyi itu retak
pada
malam yang pekat
orang-orang
mendesis
sebagian
memekik
ruang
sunyi pecah akhirnya
bocah-bocah
meraung
bukan
kehilangan puting ibu
mereka
kehilangan hati
Kepada Angin
Kepada
angin yang terus berembus
ajarkan
satu hal
:tentang
petualanganmu
agar
kami tidak menjadi kodok dalam tempurung
Duka
kau
datang lagi
saat
hati masih memar
baiklah,
jelajah saja ruang ini sesukamu
telah
biasa kami menimang luka
Suatu Hari
Bersamamu
Mungkin
kau lupa
aku
tidak
banyak
kupetik darimu
tentang
perjuangan
tentang
luka
kau
selalu berdiri sampai akhir
walau
hari telah habis
semangatmu
tidak
*Dimuat di Rubrik Cerpen & Puisi, Harian Analisa, 15 Maret 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar