Selasa, 30 Mei 2017

Telah Lama Kau Rasa*




Telah Lama Kau Rasa
Pada sebuah waktu
tidak kau pahami mana siang mana malam
kakimu terus melangkah
tanganmu menggapai

hidup teramat keras
sering kau terantuk lalu terinjak 
kau tidak menjerit
bukan tidak sakit
:telah lama kau lupa cara menjerit

Pertemuan Terakhir
Tak ada denyut beda pada pertemuan waktu itu
masih sama seperti pertemuan tak terduga kita
ditemani segelas kopi, kubentang perjalananku
dengan manis kau mendengar
lalu membentang perjalananmu sendiri

di ujung waktu, memang kau lesap sesuatu di sakuku
tidak kupahami itu sebagai ucapan perpisahan
biarpun jutaan hari datang dan pergi
seluruh tanah kupijak
tak akan ada lagi pertemuan tanpa sengaja kita
:telah kau selesaikan perjalananmu
sementara aku meragu jalan apa yang tengah kulintas ini


Hilang
seperti inilah akhirnya
kubiarkan bis terakhir pergi
bau hujan semakin kental

aku tidak ingat perjalanan terakhirku
aku lupa dari jalan mana aku tiba
bahkan aku lupa dengan apa aku berada di sini 

aku tidak tahu harus ke mana sekarang
aku juga tidak ingat hendak ke mana tadi
aku menjadi kalut, sebab aku tidak tahu siapa aku

Membacamu
semalaman, kubaca  lagi puisi-puisimu
kusebut lagi sebab sering kulakukan
kubaca puisi-puisimu yang itu-itu saja

kemarin kupahami puisimu sebagai luka
kemarin lalu kuanggap sebagai tawa
hari ini kutemukan misteri dalam puisi-puisimu itu 


*Dimuat di Rubrik Cerpen & Puisi, Harian Analisa Medan, 24 Mei 2017



Tidak ada komentar:

Posting Komentar